Kalau ditanya apa cita-cita kamu waktu kecil, mungkin jawabannya dokter, polisi, atau astronot. Tapi setelah dewasa, realita menampar dan kamu mulai kepikiran jadi pengusaha. Kenapa? Soalnya jadi pengusaha kelihatannya keren: bebas atasan, bisa kerja dari mana aja, dan yang paling penting—potensi cuannya bisa ngalahin gaji PNS golongan IV.
Tapi tunggu dulu, sebelum kamu mulai cetak kartu nama bertuliskan CEO, mari kita ngobrolin dulu soal pengertian pengusaha. Karena jangan-jangan, kamu ngaku pengusaha padahal jualan gorengan tetangga. Gengsinya gede, tapi pas ditanya izin usaha, jawabnya “Masih proses, Kak.”
Pengertian Pengusaha Itu Apa, Sih?
Secara sederhana, pengertian pengusaha adalah seseorang yang menjalankan kegiatan usaha untuk memperoleh keuntungan. Pengusaha bisa jual barang, jasa, ide, bahkan mimpi. Asal ada pasar dan ada yang mau bayar, itu udah masuk kategori usaha. Jadi, tukang parkir yang narik bayaran di lapak kosong bisa aja dianggap “pengusaha lahan parkir informal”. Kreatif sih, tapi yaaa… kadang ngeri juga.
Menurut definisi formal, pengusaha adalah orang atau kelompok yang melakukan kegiatan bisnis dengan tujuan memperoleh laba. Ini bisa individu, bisa juga badan usaha. Tapi intinya, ada proses produksi, distribusi, dan transaksi ekonomi yang melibatkan risiko dan perhitungan.
Nah, bagian penting dari pengertian pengusaha adalah soal risiko. Bedanya pengusaha sama karyawan adalah: kalau usaha rugi, pengusaha yang nanggung. Kalau karyawan? Ya tinggal pulang dan nunggu gajian. That’s it.
Pengertian Pengusaha Menurut Sudut Pandang Tongkrongan
Kalau kamu nongkrong di warung kopi dan bahas soal “pengusaha”, biasanya langsung muncul dua reaksi:
- “Wah, keren! Lo punya bisnis apa?”
- “Jangan-jangan MLM.”
Yup, kata “pengusaha” memang sering dibajak sama banyak hal. Dari penjual barang ori KW super, sampai reseller produk skincare yang ngaku-ngaku CEO. Tapi pada intinya, pengertian pengusaha tetaplah soal seseorang yang berani ambil risiko buat hasilin keuntungan lewat usahanya sendiri.
Masalahnya, banyak yang nyangka jadi pengusaha itu gampang. Padahal, realitanya, lebih sering nangis di pojokan sambil hitung kerugian. Kalau kamu pengin jadi pengusaha cuma karena pengin bebas waktu, coba deh pikir ulang. Karena waktu pengusaha itu kadang justru lebih padat dari karyawan kantoran. Bedanya, jam kerja mereka fleksibel, tapi tanggung jawabnya segede kapal Titanic.
Jenis-Jenis Pengusaha di Alam Liar Indonesia
Supaya kamu nggak salah kaprah, mari kita bedah sedikit jenis-jenis pengusaha berdasarkan tingkatannya:
- Pengusaha Mikro: Ini yang modalnya seadanya. Jualan online, warung kelontong, tukang gorengan. Biasanya masih dikelola sendiri, belum punya karyawan tetap.
- Pengusaha Kecil: Skala usahanya lebih besar. Misal punya kedai kopi dengan beberapa pegawai. Sudah mulai rapi pembukuan, tapi belum bisa liburan sebulan di Eropa.
- Pengusaha Menengah: Biasanya udah punya beberapa cabang. Branding mulai diperhatikan. Punya tim marketing, tapi kadang masih turun tangan kalau stok habis.
- Pengusaha Besar: Nah, ini yang namanya mulai disebut-sebut di berita. Skala bisnisnya nasional bahkan internasional. CEO-nya bisa datang ke kantor seminggu sekali aja, sisanya ngopi di Bali.
Semua level ini tetap masuk dalam pengertian pengusaha, yang membedakan cuma skala dan level stresnya. Semakin besar bisnis, semakin kompleks juga urusannya.
Ciri-Ciri Pengusaha Beneran, Bukan yang Sok-Sokan
Biar nggak ketipu sama akun Instagram yang sok sukses, nih ada ciri-ciri pengusaha beneran menurut kearifan lokal Mojok:
- Punya produk atau jasa yang jelas.
Bukan jualan harapan atau paket “peluang usaha tanpa modal.” - Ngerti risiko.
Kalau rugi nggak langsung salahin pemerintah. - Punya target pasar.
Nggak asal jual ke siapa aja, tapi tahu siapa yang butuh. - Mau belajar dan adaptif.
Dunia bisnis itu keras, Mas. Kalau kamu gaptek, ya siap-siap digilas pesaing. - Punya mindset tahan banting.
Karena jadi pengusaha itu sering gagal dulu baru sukses. Bahkan kadang suksesnya ya karena terbiasa gagal.
Semua ciri itu bagian dari pemahaman terhadap pengertian pengusaha yang utuh. Bukan cuma soal untung dan gaya hidup fancy, tapi juga soal kerja keras, kegagalan, dan bangkit lagi.
Pengusaha dalam Budaya Populer: Dari Inspirasi sampai Satire
Coba buka media sosial sekarang. Feed kamu pasti penuh sama konten motivasi:
“Mulailah usahamu sekarang! Jangan takut gagal!”
“Rejeki itu dijemput, bukan ditunggu!”
“Jangan jadi budak korporat!”
Semangat sih oke, tapi kadang pengertian pengusaha jadi terlalu romantis. Seolah-olah semua orang bisa sukses asal mulai. Padahal, kenyataannya: nggak semua orang cocok jadi pengusaha.
Ada orang yang memang hebat di manajemen, tapi bingung ngurus pemasaran. Ada juga yang jago produksi, tapi kagok bikin relasi bisnis. Jadi, jangan buru-buru resign cuma karena kamu iri liat temanmu buka bisnis sepatu dan viral di TikTok.
Kesimpulan: Jadi Pengusaha Itu Pilihan, Bukan Pelarian
Jadi, setelah kita muter-muter ngomongin definisi, gaya hidup, dan realita, apa sih sebenarnya pengertian pengusaha?
Pengusaha adalah orang yang berani menciptakan nilai lewat kegiatan bisnis, dengan segala risikonya. Bukan cuma soal untung, tapi juga soal keberanian ambil keputusan, kemampuan membaca pasar, dan kekuatan mental saat diuji oleh kenyataan.
Kalau kamu memang punya ide, semangat belajar, dan tahan banting—silakan. Dunia butuh lebih banyak pengusaha jujur dan kreatif. Tapi kalau kamu masih ngeluh pas gagal upload di marketplace aja udah mau pensiun, ya mending pikir dua kali.
Karena pada akhirnya, pengertian pengusaha bukan cuma status. Tapi proses panjang. Penuh luka, tawa, dan kadang… utang.